Beautiful Flower

Beautiful Flower
from country living website

Tuesday, September 25, 2012

Pengalaman naik kereta ekonomi AC



Akhirnya bisa juga nyobain naik kereta ekonomi AC yang ekonomis dan tepat waktu untuk mengurus e-KTP di Kebumen ^__^

Seminggu sebelum beli tiket, saya buka website nya PT Kereta Api di www.kereta-api.co.id dulu untuk cek jadwal kereta nya supaya tidak salah beli. Dan setelah memasukkan jadwal tanggal dan rute yang dituju, keluarlah jadwal untuk kereta Gajahwong dari stasiun Pasar Senen jam 07.50 dan sampai di stasiun Gombong jam 14.29, sementara yang kereta Bogowonto dari stasiun Pasar Senen jam 18.40 dan sampai di stasiun Gombong jam 02.12. Memang ada kereta Sawunggalih pagi yang bisnis, atau Sawunggalih malam (eksekutif, bisnis, dan ekonomi), juga Senja Utama Yogya dan Senja Utama Solo yang dua-dua nya kelas bisnis. Tapi setelah dipertimbangkan akhirnya memilih kereta Gajahwong yang berangkat jam 07.50 supaya sampai di Gombong masih ada kendaraan (becak motor atau bis kecil) yang masih beroperasi untuk mengantar ke rumah. Untuk rute sebaliknya aku memilih kereta ekonomi AC Bogowonto yang berangkat dari stasiun Gombong jam 09.16 dan sampai di Stasiun Pasar Senen jam 16.00 dengan alasan juga sama yaitu supaya tidak repot cari angkutan ke tempat kos.



Sebenarnya kalau dilihat di website PT Kereta Api, ada beberapa cara untuk membeli tiket ini: datang langsung ke stasiun yang sistem nya sudah online seperti stasiun Pasar Senen atau stasiun Gambir, melalui contact center 121, membeli di Indomaret atau Alfamart, atau di PT Pos. Detailnya bisa di cek di website PT Kereta Api yang ada di atas ya, informasinya tertera dengan jelas di situ. Trus kenapa saya memilih untuk membeli langsung di Senen? Itu karena saya penasaran ingin mencoba membeli tiket langsung di loket dan mungkin lain kali akan mencoba membeli melalui Indomaret atau Alfmart. Dan juga sudah lama tidak pernah ke stasiun Pasar Senen jadi pengen tahu juga seperti apa wajahnya setelah beberapa waktu terakhir kalau naik kereta pasti dari stasiun Gambir.

Jujur sih lebih enak kalau naik kereta dari stasiun Gambir karena letak stasiun Gambir itu sendiri yang strategis dan tidak terlalu jauh daripada stasiun Senen. Dan seperti yang seorang teman bilang, stasiun Senen itu ‘bronx’ dan bikin ilfil … ya memang bener sih hehehe … Daerah sana memang namanya kurang baik dan stasiun nya sendiri kurang terawat tidak seperti Gambir jadi diharapkan untuk ke depannya bisa diperbaiki kualitas stasiun nya.

Hal yang saya suka dari kereta ekonomi AC ini adalah ketepatan waktunya yang mana dulu soal tepat waktu ini jauh dari harapan; sebenarnya bukan hanya untuk kereta ekonomi saja tetapi juga untuk kereta eksekutif yang sering saya naik berlaku hal yang sama. Selain ketepatan waktu, di dalam kereta juga dilarang merokok dan masing-masing penumpang dipastikan mendapatkan tempat duduk. Kenapa bukan soal AC nya yang saya suka? Karena ternyata AC nya lama kelamaan kurang dingin tuh, apalagi di siang hari dimana terik matahari begitu kuatnya dan dengan tidak ada nya tirai jendela seperti di kereta eksekutif mengakibatkan efek dingin nya lama kelamaan tidak terasa lagi. Jadi sempat lucu nih gara-gara AC, saya pikir bakalan dingin jadi sudah siap-siap bawa jaket tebal eeehhh…tnyt jaket nya sama sekali tidak terpakai selama perjalanan ke Gombong maupun pulang ke Jakarta hehehe… Kebalikannya kalau naik kereta eksekutif (yang perjalanan malam hari); siap-siap kostum dingin deh supaya tidak kedinginan: baju lengan panjang, jaket tebal, kaus kaki, plus sepatu tertutup dan selamat tidur dengan nyenyak ^__^



Oiya, jadi inget; kalau di kereta ekonomi AC ini kalau mau bantal dan selimut masing-masing harus bayar lima ribu rupiah (lain dengan eksekutif yang bantal dan selimut nya gratis). Nah, kalau mengenai makanan dan minuman yang bisa dipesan dari gerbong restorasi, menu nya sama. Saya sudah pernah mencoba pesan nasi goreng dari gerbong restorasi di kereta eksekutif dan pada waktu perjalanan Jakarta-Gombong iseng lah mencoba nasi ramesnya dan ternyata rasanya kurang memuaskan lidah saya, saudara-saudara, lupa mau protes ke waitress nya deh hehehe…

Jujur sih untuk yang terbiasa naik kereta eksekutif dan pindah ke kereta ekonomi AC ini mungkin akan kaget dan tidak terbiasa dengan kursinya yang tidak bisa dibuat enak untuk tidur. Tapi kalau dapat kursi yang tidak ada penumpang di sebelahnya, nah bisa tuh merasakan tidur dengan posisi yang lebih enak sedikit karena bisa ‘merajai’ satu kursi itu sendirian. Untuk saya yang mudah tertidur di perjalanan, saya bersyukur bisa tertidur di kursi jenis kereta ekonomi tanpa masalah dan sangat bersyukur untuk perjalanan kereta api ekonomi AC yang tepat waktu ^__^

Berhubung saya baru pertama kali ini naik kereta ekonomi AC, sempat di sepanjang perjalanan khawatir ketiduran dan kebablasan tapi karena sudah cek jadwal tiba nya si Gajahwong ini jadi sempat setelah makan siang tidur sebentar dan pas lewat bapak-bapak yang pakai seragam dan topi (yang periksa karcis) saya tanya stasiun Gombong dimana dan beliau bilang nanti setelah terowongan bisa siap-siap untuk turun. Syukurlah ternyata ada petugas keamanan yang bersiap-siap membuka pintu di gerbong dimana saya duduk dan saya konfirmasikan kembali apakah betul ini sudah mau dekat stasiun Gombong dan betul sudah mendekati.


Bukan kebetulan pulang pergi naik kereta ekonomi ini saya berada di gerbong yang sama yaitu gerbong no 3 dan pada waktu berangkat ternyata yang duduk di depan saya adalah Bu Sis dengan anak perempuannya yang bernama Mbak Lisa yang adalah tetangga lama pada waktu kami masih tinggal di Jogjakarta. Pantesan pas saya lihat mukanya Bu Sis kok sepertinya pernah tahu dan kenal tapi lupa hehehe… Jadilah sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Gombong itu tidak terasa membosankan karena diisi dengan percakapan antara saya dan Bu Sis dan juga Mbak Lisa. What a sweet surprise indeed! ^__^


Pada waktu si Gajahwong berhenti di stasiun Gombong lumayan lama, mama saya sempat bertemu di pintu gerbong tiga dengan Bu Sis dan Mbak Lisa; reuni singkat lah karena mereka harus melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta. Meskipun singkat tapi seperti yang tadi saya bilang, it was a sweet surprise karena pada waktu saya turun dari kereta dan cerita ke mama kalau ketemu Bu Sis yang duduk berhadapan di kereta, mama sempat enggak percaya kok bisa ya hehehe… Sedangkan pada waktu perjalanan kembali ke Jakarta, yang duduk di depan saya adalah seorang ibu yang merupakan alumni Universitas Atma Jaya Jogjakarta dan pergi ke Jakarta untuk mengunjungi anaknya yang kuliah di Depok. Dengan Mbak Lisa dan ibu tersebut saya sempat mengalami topik perbincangan yang sama yaitu mengenai single dan berkeluarga, karena saya dalam posisi single dan beliau berdua dalam posisi sudah berkeluarga (wah, ini nih topik yang menarik untuk mengisi waktu hehehe…).


Ternyata masalah AC yang tidak terlalu dingin dirasakan untuk di kereta Bogowonto bukan hanya saya saja yang merasakan tapi Mbak Lisa juga bilang kalau ternyata pada waktu perjalanan dari Jogja ke Jakarta, AC kereta Bogowonto yang Mbak Lisa naikin ternyata mati pada waktu perjalanan dari stasiun Cirebon sampai mendekati stasiun Jatinegara dan jendela nya juga tidak boleh dibuka; jadi suasana pada waktu itu seperti sauna gratis deh…huuufffttthhh…




Jadiiii…apakah saya akan kapok naik kereta ekonomi AC? Enggak sih, cuman lebih siap aja next time bawa kipas jadi for in case kalau AC nya mati bisa kipasan hahaha ^__^ Atau kalau memungkinkan naik kereta ekonomi AC yang malam hari jadi tidak terlalu panas udaranya. Kalau naik kereta untuk jarak jauh yang pagi/siang, kita bisa menikmati pemandangan sawah-sawah yang terhampar di sepanjang perjalanan. Dan sebaliknya kalau naik kereta yang sore/malam hari tentu pilihannya adalah tidur/beristirahat karena tidak ada pemandangan yang bisa dinikmati berhubung gelap hehehe... Oiya, kalau di kereta ekonomi AC, di bawah meja kecil di dekat jendela tidak ada colokan listrik nya ya...jadi kalau bisa bawa powerbank/alat portable untuk mengisi baterai smartphone kita.



I thank God for this short trip and pray for God to have another time to return to Gombong and Kebumen again to enjoy more quality time with my family and big families ^__^

Tuesday, September 4, 2012

Part 2 of the right wisdom tooth ^__^



Hah? Sudah sepanjang itu ceritanya belum selesai dan ada part 2? Iya donk, kan ini special story jadi musti jadi 2 bagian hihihi Ntar kalo bagian gigi bungsu kiri yang dioperasi nah itu mungkin bisa jadi 3 bagian hahaha Just kidding lah, it’s just that the best part of my experience has not been written yet *wink wink* 


Okay, aku pengen share soal hari Rabu 29 Agustus 2012 nya lebih jauh lagi. Pagi itu setelah makan onigiri dan minum obat, duduklah aku di ruang tunggu depan sambil menenangkan diri. Asli beneran ini jantung gua masih deg-deg an gak karuan pas itu sampai kepikiran, “Apa gua kabur aja ya? Gak jadi ah operasi hari ini, besok Jumat atau Sabtu aja.” Hahahahaha! Coba mengalihkan perhatian dari rasa takut yang mulai datang lagi, aku mulai berdoa lagi, dengerin lagu, bbm an, jalan-jalan sekitar situ, ngliatin bayi/anak yang lucu-lucu (karena ruangan nya bersebelahan dengan ruangan dokter anak jadi pagi itu banyak bayi yang control dokter hehehe), lumayan lah lebih tenang hihihi 



Akhirnyaaaaaaa teng! Jam 9 drg Dede datang dan berhubung telinga kiri ku sudah gua sumpel pake headphone jadi sempet gak denger pas suster nya manggil (gak denger atau pura-pura gak denger ya? hihihi) Susternya udah senyum-senyum aja nih dan begitu masuk ke dalam ruangan taaarraaaa perjumpaan kedua dengan drg Dede dengan sapaan pertama, “Halo Yuliaaa gimana, sudah siap tindakan?” And I just smiled with saying, “Sudah donk doc, malah tadi pagi saya sudah promosiin dokter segala lho ke temen saya hehehe” (pede amat yak…bingung gua sampai sekarang kok bisa ngomong gitu dan bukannya balik badan kabur melarikan diri hahahaha) 


Sambil nyiapin hp dan headphone untuk dengerin musik, mulai duduk di kursi tindakan dan drg Dede serta susternya mulai persiapkan semua peralatannya juga. Well, sudah telat nih kalo mau kabur hehehe, so I didn’t have any choice than just sit, pray, be calm, believe the doctor and nurse to do their best. 


Pertama diolesin gel merah muda kayak permen bening gitu dan disuntik dengan obat bius. Drg Dede kirain proses suntik nya bakal sedikit sakit tapi sama sekali gak kerasa apa-apa kok. Abis selesai suntik beliau minta untuk kumur dan bilang, “Sudah selesai nih, ayo kumur dulu.” Aku langsung kaget, “What?!?! Cepet amat doc?” Kata drg Dede, “Eh? Apanya yang cepet? Kamu kira saya bisa main sulap? Ini cuman bius nya aja yang sudah selesai bukan tindakan nya hahaha” Omigooossshhh hihihi maklum doc, udah tegang duluan nih ^__^

Setelah biusnya mulai bekerja, mulai juga tuh drg Dede nyobek gusi aku (ini gak berasa sakit sama sekali) dan proses pengambilan gigi nya mulai berlangsung. Berhubung aku cuman pake headphone di kuping kiri, jadi otomatis kuping kanan masih bisa denger campuran suara” dari suara musik (lupa itu penyanyinya siapa ya, yang pasti pas itu drg Dede juga ikutan nyanyi kenceng ngikutin lagunya hahaha), suara bor, suara dokter, plus instruksi dari drg Dede untuk aku tetap tenang dan rileks selama proses tindakan itu. Biar gak pegel, beliau taruh ganjalan di mulut sebelah kiri aku dan itu sangat membantu dalam tetap membuka mulut. Selama proses aku lebih banyak nutup mata biar membantu untuk fokus tetap tenang dan rileks, tapi sesekali buka mata juga kalau penasaran, kok ada jeda ya…ini dokter atau suster lagi ngapain? Khususnya di bagian yang paling keren yaitu pengambilan si gigi, nah itu tutup mata terus deh sambil ngebayangin ini alatnya macam apa sih kok mantap banget suaranya nyaring dan berasa tekanan di gigi nya. Di proses ini aku sempat merasa sedikit nyeri; mungkin karena kaget ya gigi nya mau diambil tapi overall puji Tuhan lancar dan sedikit merasakan sakitnya ^__^

Akhirnya si anak bungsu berhasil diambil dan fase terakhir sebelum dijahit, beliau menawarkan kesempatan langka, “Sudah selesai nih, mau lihat gak kondisi gusinya yang ex si gigi sebelum saya jahit?” Gubraaakkksss Ooouuucchh!!! (dalam hati tuh ngomongnya berhubung blm bs ngomong kan) Langsung aku melambaikan tangan kanan yang berarti gak mau. Haaadoooohhh…bisa pengsan di tempat kalo aku jadi lihat tuh gusi ex anak bungsu! Hahahahaha ! =)))))

Proses penjahitan pun dimulai dan ngintip bentar buka mata and … woooww benangnya panjaaaang keliatan pas ditarik drg Dede ke atas pas aku buka mata hihihi tutup mata lagi deh hahaha until he said, “Nah sudah selesai, Yul, itu ada kasa ditaruh di bekas operasinya digigit ya. Ini giginya mau dibawa pulang gak? Untuk kenang-kenang an tuh hehehe” Sambil susternya membantu membersihkan sisa-sisa darah yang di dagu, aku mikir dalam hati…is this real? Am I dreaming or I hope this is only dreaming? I did it!!! Yeaaayyy!!! Hahaha this is awesome! 



As I said before, I was able to stay calm during the process; kayak bermimpi aja sih…udah selesai ya? Kayaknya tadi baru mulai…wuiiih drg Dede hebaaat! Gak salah bener deh gua pilih dokter hihihi Sambil ngeberesin headphone, hp, dengerin instruksi soal minum obat dan ganti kapas kasa sambil akhirnya bilang, “Thank you, doc” dan keluar dari ruangan untuk membayar, kayaknya aku masih setengah nge fly deh pas itu…seperti zombie yang jalannya ngambang dan gak napak ke tanah hahaha

Selesai bayar, minta surat sakit ke suster eeehhh..dibercandain pula sama susternya, “Ini beneran mau ambil 3 hari sakit? Sehari aja lah cukup” Aduuuuhhh karena posisi gigi, gusi, dan mulut abis tindakan kaku karena masih dalam pengaruh obat bius bikin gak bisa ketawa dan hanya bisa senyum dikulum sambil kasih 3 jari ke susternya hahahaha Trus dikasih juga plastik kecil berisi si anak bungsu yang masih belepotan darah (mau liat? Jangan di sini ya, ntar aku di banned lagi sama uncle Google karena menampilkan “hal yang mengerikan” hahaha)

So if you asked me what do you learn from this? I learn a lot about patience. Yes, kesabaran. Why? It’s simply because all of us are living in the era where most of things can be received instantly such as coffee, tea, noodle, ticket, hotel booking, last minute news (open the news website) and information that we don’t know yet (can ask Google or Yahoo). Even the porridge that I had been eating during the health recovery is the instant one hehehe (don’t do this if you don’t have to because preferable of course the fresh one or you make it by yourself). So with almost all instant products, how not we become so get used in receive everything instantly? But in this case, the healing process will take time. And you can’t eat like usual again but you have to eat soft and tender food and eating it slowly spoon by spoon with arranging the food to be slowly chewed by your opposite teeth (this is very tempting for me who usually eat in fast way hehehe) 



Here we are at the last part ^__^ Be confident with yourself that you are strong enough to face every challenges in this life, be bold to do the right thing, believe the person to whom you ask for help, and have faith in God for providing the way out *wink wink*

All is well, it is well ^__^ Have a wonderful day and be courageous! =D 


*pics also taken from pinterest and internet

Lahir Normal Tanpa “Caesar”



Wuuuiiihh…judul apaan tuh? Itu sebenarnya istilah dari seorang teman yang sangat menghibur setelah dia benar-benar bikin aku ketawa gara-gara celetukannya soal aku pergi ke RS Haji Pondok Gede Jakarta Timur untuk konsul mengenai operasi gigi bungsu dan akhirnya memberanikan diri untuk operasi di sana juga. (thanks a lot, Ms A *wink*)

And the winner is….taaaraaaa….drg Dede A Bachtiar SpBM ! Yeaaayy !! Beliau mendapat kehormatan untuk mengambil ‘si anak bungsu’ sebelah kanan pada tanggal 29 Agustus kemarin alias melakukan operasi kecil pada gigi bungsu ku yang sebelah kanan. Ups ! Operasi ? 


“Tenang aja…cuman operasi gigi bungsu ini operasi kecil kok dan prosesnya tidak lama, sekitar 15 menit juga selesai. Kalau soal bengkak, ya itu kan wajar untuk proses penyembuhan luka seperti di daerah tubuh yang lain karena gusimu akan disobek berhubung separo gigi bungsu nya tersembunyi di balik gusi. Seperti luka di tangan misalnya keiris pisau, itu butuh beberapa waktu untuk sembuh dan ada obat juga kan yang membantu supaya kamu tidak terlalu merasa sakit. Kalau soal makan, ya kamu hati-hati dalam makanan dan juga sikat gigi nya karena posisi gusi mu sedang dalam pemulihan.”

“Trus, saya harus ambil cuti sakit berapa hari, dok?” “Ya…3 hari cukuplah, ntar seminggu setelah tindakan jahitannya baru bisa dibuka. “Hah? 3 hari? Gak mau ! Saya maunya seminggu, dok…soalnya di kantor saya ntar malah gak konsen juga sama kerjaan karena mungkin belum pulih.” ”Ya ga pa pa kalau kamu mau cuti sakit seminggu, ntar kamu atur aja sendiri. Dan kamu punya pilihan untuk bius lokal atau bius umum/total untuk operasi gigi bungsu ini, tapi kalau kamu memilih untuk bius umum saya sarankan sekalian aja gigi bungsu yang kanan dan kiri diambil karena sayang kalau bius umum hanya untuk operasi gigi bungsu yang kanan saja. Gigi bungsu mu yang kanan memang lebih mendesak untuk diambil karena tadi kamu sudah lihat sendiri kan itu gigi sudah hitam; jadi cepat atau lambat ya musti diambil.”

Percakapan di atas adalah sedikit gambaran percakapan ku dengan drg Dede tanggal 10 Agustus 2012 di ruang praktek beliau di RS Haji. Dan percaya atau tidak, ada airmata mengalir di sela-sela percakapan itu...eng ing eeeennggg…ini ruang praktek dokter atau ruang syuting sinetron yak? Hihihi ! 

Sekarang aku bisa ketawa ketiwi pas nulis ini tapi pas itu beneran deh, airmata ini mengalir dengan sendirinya karena bener-bener takut dengan prosedur operasi gigi bungsu ini. Bahkan aku inget banget pas itu aku hampir meledak tangisnya karena totally paranoid (takut banget) padahal baru cuman ngomong-ngomong dulu kan sama dokternya dan enggak langsung tindakan saat itu juga (doooohhhhh…kalo diinget-inget lagi sekarang, bikin malu deh, mana mascara ku luntur pula hahahahaha !)

Kembali ke sebelum 10 Agustus 2012, aku memang sudah beberapa kali mengalami ketidaknyamanan dengan gigi-gigi yang di sebelah kanan (gigi ngilu dan sensitif) tapi soal gigi bungsu itu sendiri memang sudah dari 6 tahun lalu di foto dan ketauan kalo memang harus diambil karena posisinya yang separo tersembunyi di balik gusi dan separonya lagi muncul di permukaan (duh nak bungsu, kenapa sih kamu pake sembunyi segala hehehe). And finally, aku mutusin untuk ambil tindakan daripada tiap hari minum obat terus kan juga gak bagus, dan yang aku urusin dulu ya si anak bungsu ini dulu baru si gigi yang ngilu dan sensitif. Berbagai cerita yang dari gak enak sampai biasa-biasa aja sudah aku kumpulin dari teman-teman yang sudah mengalaminya dan itu yang membuat ku paranoid duluan karena takut hal yang gak enak akan terjadi; padahal different people different case and any experiences that have happened to your friends don’t mean will happen to you.

Sempet mikir apa mau operasi di Jogja aja ya? Siapa tau lebih murah dan bisa stay di rumah koko and his family, bisa maen sama Joanne juga (ponakan), dan kalau mau ketemu teman-teman yang di Jogja juga tinggal janjian ketemu. Tapi setelah dipertimbangkan, biaya nya tidak jauh beda; apalagi ditambah tiket pulang pergi Jakarta-Jogja-Jakarta jatuhnya juga sama aja deh hehehe

And so one day iseng lah aku ketik di google kata kunci ‘operasi gigi bungsu di Jakarta’ dan dari situ jadi tau bahwa tindakan ini dilakukan oleh dokter gigi spesialis bedah mulut. So I was also searching for ‘dokter spesialis bedah mulut Jakarta’ dan keluarlah nama drg Dede A Bachtiar SpBM sebagai dokter yang sudah teruji dan terbukti sebagai dokter yang friendly, ramah, tidak menggurui, humoris, tidak somse, baik banget, lucu, senang ngobrol, sabar, ceria, bahkan ada yang bilang funky abiz!! Hahahahahaha !! Itu aku dapat dari blog-blog yang bertebaran di dunia internet hasil dari searching di google dan bikin aku penasaran banget kok banyak testimoni positif tentang beliau ^__^

Dan setelah mendapatkan jadwal praktek beliau, aku mulai cari rute transportasi ke RS Haji dan puji Tuhan ada bis Transjakarta yang mengarah ke sana (senangnyaaa ^__^). Akhirnya memantapkan keputusan untuk ijin pulang kantor lebih awal karena kebiasaan aku kalau belum tau daerah yang dituju, aku harus berangkat lebih awal supaya kalau kesasar gak kemaleman pulangnya. So, back to the top guys, itulah tanggal 10 Agustus 2012 yang bersejarah dalam kehidupan ku (selain 29 Agustus 2012 of course hihihi lebay ah)

Karena aku nge kos di daerah karet, jadi musti ke halte busway komdak dulu untuk naik bis Transjakarta yang jurusan Pinang Ranti dan pas saat itu lumayan penuh penumpangnya. Aku masuk bis nya dan berdiri sampai di halte Garuda Taman Mini (satu halte sebelum halte Pinang Ranti alias pemberhentian terakhir hahaha lumayan lah bakar kalori karena berdiri terus); dan setelah turun nanya mas petugas Transjakarta dimana letak RS Haji dan dikasih tau kalau posisinya ada di sebelah kiri hanya kurang lebih 100 meter dari terminal bis Transjakarta Pinang Ranti itu. Setelah jalan sebentar (melewati kios yang jual duren persis sebelum RS Haji; kenapa ini disebutin? karena I love durian dan baunya kalo lewat situ…hmmmm…bikin kepengen! Hihihi ), sampai di RS Haji trus mendaftar dan menunggu di ruang tunggu depan ruang gigi. Aku lupa kalau itu lagi bulan puasa jadi dokternya datang kurang lebih hampir jam 7 atau jam setengah tujuh an gitu deh (ingetnya di jadwal beliau praktek dari jam 6 sore).

Sama suster nya aku diminta foto lagi biar lebih yakin sambil nunggu dokternya juga dan begitu fotonya jadi dan dilihat sama susternya, susternya langsung komen: “waaaahhh…ini mau tindakan sekarang ya?” “Wadoooh enggaaaakk..takuuut “ Susternya langsung ketawa hehehe ya abis beneran takut nih, sampai selama nunggu itu aja deg-deg an terus. Ternyata emang bener yang dibilang para ex pasien nya drg Dede, beliau orangnya nyantai, enak diajak ngobrol/konsultasi, dan setelah tindakan jadi makin yakin deh untuk merekomendasikan beliau untuk operasi gigi bungsu (eh promosi ini bukan udang dibalik bakwan lhoooo hehehe this is pure my appreciation for him because he has done his best in taking my right wisdom tooth ^__^). Setelah konsultasi pun beliau memberikan no hp nya for in case I still want to ask more because he saw that I was still in fear in doing this operation. Mungkin aku bayangin pas itu muka ku udah pucet putih kayak kehilangan darah berliter-liter hahaha Drg Dede ini juga sangat welcome untuk aku konsultasi ke dokter lain supaya aku mendapatkan semakin banyak advice/insights mengenai operasi gigi bungsu ini. Bener kan beliau tidak somse meskipun jam terbang nya sudah tinggi dalam bedah mulut beginian hehehe

Until now I still don’t know how I could decide to have the operation; how I could have the courage and strength not to blackout during the consultation or even during the operation; praise the Lord for this! ^__^ imho (in my humble opinion), one thing about choosing the right doctor and another thing is about having your believe to the One who created you and indeed lots of prayer are needed in this case (in my case); so helpful! (doesn’t mean to be religious yaaa…just wanna share aja ^__^)

But for joking, setelah tindakan itu kok aku bisa tenang banget ya? Berdiri dari kursi tindakan, menerima instruksi soal minum obat dan ada kertas berisi 11 instruksi setelah tindakan paska operasi gigi bungsu, sampai membayar dan minta surat sakit ke susternya. Apa gara-gara obat bius nya yang ajubileh manjur banget bikin aku kebal dari sakit selama proses tindakan jadi bikin aku juga ‘kebal’ dari airmata kesakitan? Hahahahaha enggaklah, itu berkat kombinasi yang hebat dari doa yang desperado (desperate) alias pasrah sama Yang Di Atas plus percaya sama drg Dede karena aku tau beliau profesional dan would do his best! ^__^

Jujur aku gak nyangka banget prosesnya bakal begitu lancar dan cepat; jam 9 masuk dan jam setengah 10 lebih sudah selesai bayar plus nunggu susternya bikin surat sakit dan gak ketinggalan minta ‘si anak bungsu’ dibawa pulang untuk kenang-kenangan hihihi (mau lihaaat kayak apa? Jangan deh, ntar pengsan lagi hahaha) Cepeeet kaaaan hehehe Pagi itu aku bangun lebih pagi dari biasanya karena pengalaman sebelumnya kan nunggu bis Transjakarta nya lama dan 2 kali datang penuh terus,  jadi ini mau berangkat lebih awal supaya bisa dapat tempat duduk lah paling enggak (gempor juga berdiri dari halte Semanggi sampai Garuda Taman Mini hahaha) sambil menenangkan diri (tetep masih deg-deg an).

Oiya, pas konsultasi pulangnya kan dikasih resep berisi 3 obat yang musti diminum 1 jam sebelum tindakan, jadi pagi itu sambil mata masih setengah lengket berhubung masih ngantuk, makan nasi plus ayam goreng yang dibeli malam sebelumnya di warung padang deket kos karena obatnya harus diminum sesudah sarapan. Tapi dipikir-pikir...ntar kalo minum obat kepagian apa gak pengaruhnya udah ilang ya pas dioperasi jam 9? So sebelum ke halte busway komdak, aku beli onigiri di Lawson deket kos untuk bekal dan bener aku makan pas nyampe di RS Haji pagi itu sambil nunggu antrian pendaftaran buka, aku makan onigiri nya baru minum obat. Jadi pas bener tuh minum obat nya 1 hour before the operation and actually I felt the effect in couple hours after the operation and not during the operation. Kalo setelah operasi kan masih kerasa obat biusnya yang bikin mulut separo kebal dan kaku, trus obat biusnya mulai hilang pas aku di Giant Plaza Semanggi untuk beli bubur instant dan mulai terasa sakit; tapi beberapa saat kemudian rasa sakit nya kok hilang ya…aku mikir ooohhh ini mungkin efek dari 3 obat yang aku minum sebelum operasi...good deh, obatnya mulai bekerja. 

Lumayan juga tuh begitu obat biusnya hilang langsung zzzziiiiiinnnngggg…gusi ku kerasa banget sakit dan bikin blingsatan abiz! Gimana gak blingsatan coba; aku pikir obat biusnya masih tahan lah dan aku masih tahan juga sebelum waktu nya makan siang untuk makan dan minum obat yang siang, eeeladalah pas lagi belanja di Giant malah sedikit-sedikit tuh obat bius mulai hilang!!! Aaaarrrggghh tooolooong ! Untung mall nya pas itu masih sepi jadi duduk bentar di deket ATM Mandiri sambil mikir apa aku beli bubur di Solaria aja ya trus minum obat? Kan sudah hampir jam makan siang (pas itu kurang lebih jam 11an). Tapi posisiku gak bisa ngomong banyak kan abis operasi dan kalo ngomong pun bikin gusi gak nyaman. Tulis di kertas aja deh, “mba, mau beli bubur ada gak? Maaf saya abis operasi gigi jadi gak bisa ngomong banyak hehehe ^_^”

Eh beneran lho aku dah nulis kayak begitu hihihi tapi terus gak jadi karena itu tadi. Ternyata obat nya mulai bekerja dan nyerinya mulai hilang jadi pelan-pelan aku bisa jalan pulang ke kos. Sekarang kalo diinget lagi, nekat beneeerrr ya abis operasi gigi malah keluyuran hihihi Lha soalnya tak ado tuh persediaan makanan di kos, beneran lupa persiapan beli makanan untuk setelah tindakan ini. Pikiran ku pas itu fokus ke operasinya sampai lupa beneran musti nyiapin apa aja untuk ransum darurat di kos selama sakit hehehe…luar biasa memang.

Berhubung gigi bungsu kiri juga perlu diambil (kapan mau diambil? kapan-kapan aja deh hahaha), aku tentunya belajar banyak dari yang kanan ini dan ini adalah pengalaman yang sangat berharga sungguh ^__^


Well, last but not least, thanks a lot once again ya drg Dede, really appreciate your good service for my right wisdom tooth and for my left one just wait for another few months again deh ya doc hihihi 

(pic taken from pinterest)

Monday, August 27, 2012

Is Technology Enough?




I’m writing this to remind myself that I still need to stay on ground and not always be gadget minded and connect internet in every hour when I’m idle. Just put my blackberry or android down and start to take a book for reading it or set schedule to meet friends in weekend.

This is the era of internet and the world seems without border because one person from one country can connect to other country which is far away just by chat through the messenger…so easy; just using the internet connection, mobile phone, or tablet, or notebook and voila! we can have a chat with sleepy eyes with family at America let say. Why sleepy eyes? Because if at Jakarta is 11pm then at America is 11am, so welcome to the real world, gals hahaha No matter how advanced your gadget is, the time of the world is still the same and we can’t change that right? Hehehe…


Recently my friends at Jogjakarta were having a reunion which unfortunately I could not attend due to high season holiday here at Jakarta. They are my junior high school friends and the reunion was the second one that held at Jogjakarta after the first on December last year. When I talked through blackberry messenger to one of my friend, the chat was ended up with statement: “so, the blackberry messenger and blackberry group is not an everything for us to have relationship for our reunion; but we also need to have face to face meeting like this because there’s nothing that can replace the benefit of face to face relationship.” Isn’t something? Sesuatu banget khaaaaan hahaha…

Work, deadlines of reports, family, anything can be a reason for us not to set a time and even excuse for not have time to meet our beloved families and friends. But there should be a time if we make for it. God gives each one of us the same time in 1 day: 24 hours. Even Albert Einstein got it the same right? Hehehe… Easy for me to talk while I’m still need to learn about my personal time management especially for wake up early for exercise, cook for breakfast, prepare everything for go to work, and sleep early to have a good rest for tomorrow wake up early again for another routines. I can’t lie that sometimes after work and arrive at my boarding house, when I lying down at my bed I am so fun with myself and my android to check news at Kompas.com or Detik.com to get information about some updated news. Wait…fun? Not really because sometimes when my eyes are already tired, I just keep reading and not turning off the gadget…pyyyuuufffhhh…hehehe…

Okay, back to the reunion. One of my friends put a status in her blackberry like this: “It’s been 17 years never met!” Whoohooowww…yes it is true! Hahahaha… After we graduated from junior high school, we went to different senior high school or luckily if it’s the same; then went to university, work to other cities, or even out of the country. So I thankful for Facebook that helps me to find my friends again even from the elementary school even not so many as friends from high school and university hehehe… The sudden reunion during Lebaran holiday looked more informal than the first one and I’m just so glad to see the pictures of friends who did the gathering that day even though I could not attend it. I don’t deny that blackberry messenger and blackberry group is helping us a lot in making us who are far to each other into close (and even make the close ones into far: this is a joke but a fact too). But in my humble opinion, the bbm and bb group is not enough and actually the conversation can’t beat the fun and joyful conversation that we can have when we meet face to face. This is why I put a title for this note: “is technology enough?” For me, the answer is definitely no and what about you guys? Feel free to give your opinion yaaa ^__^



Tuesday, August 7, 2012

Sekedar berbagi
Semoga berkenan 
===== ===== ====== ====== ======= ===== ====== ====== ======
Sebuah kisah nyata yang cukup bagus untuk contoh kita semua (pernah ditayangkan di MetroTV).
Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
MAMPUKAH MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT ???
Ini kisah nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis
Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment,
beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia.
Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar adanya.
Silahkan dibaca dan dihayati.
============ ========= ========= ========= ========= ========= ========
Sebuah perenungan, Buat para suami, di baca ya..... atau istri & calon istri
juga boleh...
Dilihat dari usia beliau yang sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja
bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi
dengan merawat istrinya yang sakit. Isterinya juga sudah tua.Mereka menikah
sudah lebih 32 tahun. Dan dikarunia 4 orang anak.
Disinilah awal cobaan menimpanya, setelah sang isteri melahirkan anak keempat
tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun.
Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak
bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia
letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau
istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.
Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga
siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia
pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia
temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami
seharian tadi.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang dan tidak bisa menanggapi, Pak
Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap
berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia
merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang
anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari...ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka
sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal
dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka  dia yg
merawat, yang dia inginkan hanya satu,  semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin
sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak
ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... bahkan bapak tidak
ijinkan kami menjaga ibu".
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2 "sudah yg keempat
kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan
mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban
seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan
merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya."Anak2ku
........... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu,
mungkin bapak akan menikah..... tapi ketahuilah dengan keadaan ibu kalian
disampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian..
Sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir
didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan
apapun.
Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini??
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya yang sekarang, kalian menginginkan bapak
yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan
ibumu yg masih sakit.."
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno. Merekapun melihat butiran2
kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno...dengan pilu ditatapnya mata suami
yg sangat dicintainya itu..
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta
untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada
Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah
tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir
di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita."Jika manusia didunia ini mengagungkan
sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu,
tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya
menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar
merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan
mata,dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..Sekarang dia sakit karena
berkorban untuk cinta kita bersama... dan itu merupakan ujian bagi saya,
apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya.
Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"
Sekian.

Cerita ini saya dapat dari milis Reader Digest Indonesia.

Wednesday, February 15, 2012

Valentine’s day…what a day :))


If a friend asked me what do you on Valentine’s day that fell on Tuesday February 14th 2012? My answer is this: took sick leave! Hahaha…

No, I’m not kidding, friend…this year’s Valentine’s day is just so special for me :D Actually as a single woman, I have easy agenda for celebrating the Valentine’s day but it’s not so important yet *wink But because since Sunday I have been experiencing unwell body condition and it was getting worst by Monday morning that caused me to take sick leave on that day and also on Tuesday. But God has His own way to cheer my day up during my sick leave by using a little girl to make me laugh and as the old proverb says, the cheerful heart is a good medicine for the body; it is true, my dear ^_^

On Monday morning near mid day I went out for buying snacks, lunch, and medicine at the drug store near office and as I walked down the narrow alley, there’s a little girl around 4 years old that I know as the child of the owner of one of food stalls around that area. She was chatting with an adult man (an employee) who teasing her often and they look familiar to each other. When I passed in front of them, suddenly I heard the kid saying, “Why are you always looking at me? (ngapain liat-liat) Better you look at that beautiful woman (mendingan liatin tuh cewek cantik itu tuh)” while her eyes are appointing to me. Hahaha… I don’t know how come this little girl said that kind of saying while I that time was putting a pink mask over my face. All I did behind the mask was laughing all the way to the drugstore and until now when I remember this event, I just give a big grin :D

I can’t thank enough to my God Jesus Christ for giving me such a sweet moment like that ^_^ I’m amazed how God can make that little girl to pay attention to me while she couldn’t see my full face and finally that cheerful moment really gives me a teary moment also because of His sweet attention can be seen unexpectedly; a sweet surprise, Lord! BIG THANKS!!! You really made my day and BIG HUG for You my Valentine!!! ^___^

Monday, January 30, 2012

Tante berharap ini hanya mimpi, Yul…


Kata-kata itu keluar dari seorang mama yang hatinya pedih tidak bisa melihat anak laki-lakinya terbaring sakit di ruang ICU di sebuah rumah sakit di Jakarta. Di sebelah sang mama adalah seorang laki-laki yang menutup matanya sambil sesekali menghapus keringat dingin di wajahnya; dialah papa dari anak laki-laki tersebut.

Tidak pernah menyangka bahwa musibah ini akan menimpa keluarga dari teman kuliahku. Sepertinya baru kemarin aku mendapatkan kabar bahwa dia ada di Jakarta dan bisa menemukan Facebook-nya, segera kami saling menjadi teman di Facebook.

Waktu seakan terbang melintasi hari, minggu, bulan, dan tahun sampai usia kami masing-masing telah bertambah, foto pernikahan, dan foto bayi-bayi lucu dari teman-teman mewarnai halaman Facebook, dan sampai suatu siang ada sms masuk…Yul, masih ingat dengan teman kita? Dia meninggal, Yul…

Cepat-cepat aku buka halaman Facebook-nya dan segera mata ini melihat begitu banyak ucapan duka cita yang mewarnai halaman itu… Berusaha supaya mata ini tetap fokus mencari informasi kenapa dia begitu cepat pergi sambil menahan air mata supaya tidak membanjiri meja kerjaku, sampailah pada foto seorang anak kecil yang terbaring kaku di meja ruang jenazah.

Begitu banyak komentar duka dan simpati dari para sahabat dan kolega di bawah foto itu dan mataku terpaku pada informasi bahwa kebakaran pada subuh pagi hari Senin itu yang telah membuat temanku dirawat di rumah sakit sampai akhirnya dia meninggal. Dia, adiknya, anak angkatnya, mereka bertiga sekarang sudah ada di surga sedangkan anak laki-laki di awal tulisan ini adalah suaminya.

Tadi malam aku bertemu dengan papa mama dari suaminya yang setia menunggu kabar baik dari dokter tentang kemajuan anak laki-lakinya itu. Aku belum pernah ketemu dengan suami temanku ini (apalagi orang tuanya), tapi aku merasakan dorongan yang kuat dari dalam hati untuk pergi ke rumah sakit dan ingin berbicara dengan sepasang suami istri yang tabah ini.

Satu setengah jam yang aku habiskan berbincang dengan sang mama sepertinya berlari begitu cepat. Ada duka di hati dan air mata yang hampir menetes dari mata sang bunda, tapi harapan yang meluap dari hatinya membuat air mata itu berubah menjadi senyum yang cantik. Sang papa dipanggil oleh dokter jaga untuk membeli obat dan untuk beberapa saat waktu memihak kepadaku dan sang mama untuk bercakap dari hati ke hati.

Sang mama mencurahkan kegalauan hati, kerisauan di pikiran, tapi juga ada harapan serta doa yang lebih besar daripada semua galau dan risau itu. Kedua telinga dan hatiku menjadi saksi bagaimana hidup ini hanya se-hela-an nafas saja dan dalam sekejap ada duka yang menyelinap masuk tanpa permisi.

Tante kadang masih heran, Yul, kenapa ini bisa terjadi…padahal malam sebelum kejadian itu, Tante masih terima telepon dari anak Tante yang mengundang Tante dan Om untuk datang ke Jakarta. Ternyata kami memang datang ke Jakarta…tapi Tante bersyukur banyak orang yang memberi bantuan serta dukungan doa untuk kami dan Tante percaya mukjizat itu masih ada.

Yes, Tante, harapan itu masih ada dan kita tidak boleh menyerah. Tuhan, rancangan-Mu adalah rancangan damai sejahtera dan membawa kebaikan untuk keluarga ini, bless them with a big faith and abundant grace, Lord, kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu jadilah…amen.

Tulisan ini untuk mengenang temanku yang bahkan belum sempat menikmati ulang tahunnya yang ke 32 di akhir Januari 2012 ini.

Selamat jalan, sahabat, you have finished your journey.