Beautiful Flower

Beautiful Flower
from country living website

Monday, August 27, 2012

Is Technology Enough?




I’m writing this to remind myself that I still need to stay on ground and not always be gadget minded and connect internet in every hour when I’m idle. Just put my blackberry or android down and start to take a book for reading it or set schedule to meet friends in weekend.

This is the era of internet and the world seems without border because one person from one country can connect to other country which is far away just by chat through the messenger…so easy; just using the internet connection, mobile phone, or tablet, or notebook and voila! we can have a chat with sleepy eyes with family at America let say. Why sleepy eyes? Because if at Jakarta is 11pm then at America is 11am, so welcome to the real world, gals hahaha No matter how advanced your gadget is, the time of the world is still the same and we can’t change that right? Hehehe…


Recently my friends at Jogjakarta were having a reunion which unfortunately I could not attend due to high season holiday here at Jakarta. They are my junior high school friends and the reunion was the second one that held at Jogjakarta after the first on December last year. When I talked through blackberry messenger to one of my friend, the chat was ended up with statement: “so, the blackberry messenger and blackberry group is not an everything for us to have relationship for our reunion; but we also need to have face to face meeting like this because there’s nothing that can replace the benefit of face to face relationship.” Isn’t something? Sesuatu banget khaaaaan hahaha…

Work, deadlines of reports, family, anything can be a reason for us not to set a time and even excuse for not have time to meet our beloved families and friends. But there should be a time if we make for it. God gives each one of us the same time in 1 day: 24 hours. Even Albert Einstein got it the same right? Hehehe… Easy for me to talk while I’m still need to learn about my personal time management especially for wake up early for exercise, cook for breakfast, prepare everything for go to work, and sleep early to have a good rest for tomorrow wake up early again for another routines. I can’t lie that sometimes after work and arrive at my boarding house, when I lying down at my bed I am so fun with myself and my android to check news at Kompas.com or Detik.com to get information about some updated news. Wait…fun? Not really because sometimes when my eyes are already tired, I just keep reading and not turning off the gadget…pyyyuuufffhhh…hehehe…

Okay, back to the reunion. One of my friends put a status in her blackberry like this: “It’s been 17 years never met!” Whoohooowww…yes it is true! Hahahaha… After we graduated from junior high school, we went to different senior high school or luckily if it’s the same; then went to university, work to other cities, or even out of the country. So I thankful for Facebook that helps me to find my friends again even from the elementary school even not so many as friends from high school and university hehehe… The sudden reunion during Lebaran holiday looked more informal than the first one and I’m just so glad to see the pictures of friends who did the gathering that day even though I could not attend it. I don’t deny that blackberry messenger and blackberry group is helping us a lot in making us who are far to each other into close (and even make the close ones into far: this is a joke but a fact too). But in my humble opinion, the bbm and bb group is not enough and actually the conversation can’t beat the fun and joyful conversation that we can have when we meet face to face. This is why I put a title for this note: “is technology enough?” For me, the answer is definitely no and what about you guys? Feel free to give your opinion yaaa ^__^



Tuesday, August 7, 2012

Sekedar berbagi
Semoga berkenan 
===== ===== ====== ====== ======= ===== ====== ====== ======
Sebuah kisah nyata yang cukup bagus untuk contoh kita semua (pernah ditayangkan di MetroTV).
Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
MAMPUKAH MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT ???
Ini kisah nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis
Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment,
beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia.
Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar adanya.
Silahkan dibaca dan dihayati.
============ ========= ========= ========= ========= ========= ========
Sebuah perenungan, Buat para suami, di baca ya..... atau istri & calon istri
juga boleh...
Dilihat dari usia beliau yang sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja
bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi
dengan merawat istrinya yang sakit. Isterinya juga sudah tua.Mereka menikah
sudah lebih 32 tahun. Dan dikarunia 4 orang anak.
Disinilah awal cobaan menimpanya, setelah sang isteri melahirkan anak keempat
tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun.
Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak
bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia
letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau
istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.
Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga
siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia
pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia
temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami
seharian tadi.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang dan tidak bisa menanggapi, Pak
Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap
berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia
merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang
anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari...ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka
sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal
dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka  dia yg
merawat, yang dia inginkan hanya satu,  semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin
sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak
ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... bahkan bapak tidak
ijinkan kami menjaga ibu".
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2 "sudah yg keempat
kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan
mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban
seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan
merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya."Anak2ku
........... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu,
mungkin bapak akan menikah..... tapi ketahuilah dengan keadaan ibu kalian
disampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian..
Sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir
didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan
apapun.
Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini??
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya yang sekarang, kalian menginginkan bapak
yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan
ibumu yg masih sakit.."
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno. Merekapun melihat butiran2
kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno...dengan pilu ditatapnya mata suami
yg sangat dicintainya itu..
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta
untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada
Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah
tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir
di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita."Jika manusia didunia ini mengagungkan
sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu,
tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya
menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar
merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan
mata,dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..Sekarang dia sakit karena
berkorban untuk cinta kita bersama... dan itu merupakan ujian bagi saya,
apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya.
Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"
Sekian.

Cerita ini saya dapat dari milis Reader Digest Indonesia.