Beautiful Flower

Beautiful Flower
from country living website

Monday, January 30, 2012

Tante berharap ini hanya mimpi, Yul…


Kata-kata itu keluar dari seorang mama yang hatinya pedih tidak bisa melihat anak laki-lakinya terbaring sakit di ruang ICU di sebuah rumah sakit di Jakarta. Di sebelah sang mama adalah seorang laki-laki yang menutup matanya sambil sesekali menghapus keringat dingin di wajahnya; dialah papa dari anak laki-laki tersebut.

Tidak pernah menyangka bahwa musibah ini akan menimpa keluarga dari teman kuliahku. Sepertinya baru kemarin aku mendapatkan kabar bahwa dia ada di Jakarta dan bisa menemukan Facebook-nya, segera kami saling menjadi teman di Facebook.

Waktu seakan terbang melintasi hari, minggu, bulan, dan tahun sampai usia kami masing-masing telah bertambah, foto pernikahan, dan foto bayi-bayi lucu dari teman-teman mewarnai halaman Facebook, dan sampai suatu siang ada sms masuk…Yul, masih ingat dengan teman kita? Dia meninggal, Yul…

Cepat-cepat aku buka halaman Facebook-nya dan segera mata ini melihat begitu banyak ucapan duka cita yang mewarnai halaman itu… Berusaha supaya mata ini tetap fokus mencari informasi kenapa dia begitu cepat pergi sambil menahan air mata supaya tidak membanjiri meja kerjaku, sampailah pada foto seorang anak kecil yang terbaring kaku di meja ruang jenazah.

Begitu banyak komentar duka dan simpati dari para sahabat dan kolega di bawah foto itu dan mataku terpaku pada informasi bahwa kebakaran pada subuh pagi hari Senin itu yang telah membuat temanku dirawat di rumah sakit sampai akhirnya dia meninggal. Dia, adiknya, anak angkatnya, mereka bertiga sekarang sudah ada di surga sedangkan anak laki-laki di awal tulisan ini adalah suaminya.

Tadi malam aku bertemu dengan papa mama dari suaminya yang setia menunggu kabar baik dari dokter tentang kemajuan anak laki-lakinya itu. Aku belum pernah ketemu dengan suami temanku ini (apalagi orang tuanya), tapi aku merasakan dorongan yang kuat dari dalam hati untuk pergi ke rumah sakit dan ingin berbicara dengan sepasang suami istri yang tabah ini.

Satu setengah jam yang aku habiskan berbincang dengan sang mama sepertinya berlari begitu cepat. Ada duka di hati dan air mata yang hampir menetes dari mata sang bunda, tapi harapan yang meluap dari hatinya membuat air mata itu berubah menjadi senyum yang cantik. Sang papa dipanggil oleh dokter jaga untuk membeli obat dan untuk beberapa saat waktu memihak kepadaku dan sang mama untuk bercakap dari hati ke hati.

Sang mama mencurahkan kegalauan hati, kerisauan di pikiran, tapi juga ada harapan serta doa yang lebih besar daripada semua galau dan risau itu. Kedua telinga dan hatiku menjadi saksi bagaimana hidup ini hanya se-hela-an nafas saja dan dalam sekejap ada duka yang menyelinap masuk tanpa permisi.

Tante kadang masih heran, Yul, kenapa ini bisa terjadi…padahal malam sebelum kejadian itu, Tante masih terima telepon dari anak Tante yang mengundang Tante dan Om untuk datang ke Jakarta. Ternyata kami memang datang ke Jakarta…tapi Tante bersyukur banyak orang yang memberi bantuan serta dukungan doa untuk kami dan Tante percaya mukjizat itu masih ada.

Yes, Tante, harapan itu masih ada dan kita tidak boleh menyerah. Tuhan, rancangan-Mu adalah rancangan damai sejahtera dan membawa kebaikan untuk keluarga ini, bless them with a big faith and abundant grace, Lord, kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu jadilah…amen.

Tulisan ini untuk mengenang temanku yang bahkan belum sempat menikmati ulang tahunnya yang ke 32 di akhir Januari 2012 ini.

Selamat jalan, sahabat, you have finished your journey.

No comments:

Post a Comment