Well…belum
bisa menikmati dengan sepenuh hati sih, terutama kalau harus ‘bertempur’ dengan
para pengendara motor yang seenaknya naik ke trotoar karena trotoarnya lumayan
pendek. Hal ini bisa terjadi di saat jam pulang kantor sekitar pukul 6 sore ke
atas dan bisa memancing emosi kalau pada saat itu cuacanya gerimis yang agak
besar rintik hujannya. Kenapa? Karena para pengendara motor pada umumnya malas
berhenti untuk menggunakan jas hujan dulu atau mereka tidak membawa jas hujan
berhubung asumsinya ini sudah musim kemarau dan jarang hujan.
Ada kejadian yang lucu
mengenai hal tersebut beberapa hari lalu. Saya sedang berjalan kaki seperti
biasa pulang dari kantor menuju kos di daerah Karet melewati jembatan bis Trans
Jakarta Bendungan Hilir ke arah gedung Sampoerna Strategic Square. Turun dari
jembatan, melewati kerumunan orang yang berteduh di ujung jembatan, para
penjual batagor, minuman, dvd, dan orang – orang yang sedang menunggu bis, saya
berjalan ke arah gedung Plaza Central yang trotoarnya lumayan pendek.
Dalam
keadaan cuaca hujan gerimis yang lumayan besar rintiknya, keadaan jalan raya di
jalur lambat tersebut sudah penuh kendaraan mobil, bis besar, kopaja, dan
motor. Di trotoar yang terletak di depan gedung Plaza
Central ada dua orang ibu – ibu yang sepertinya sedang menunggu bis. Nah, pada
saat saya lewat di depan mereka, dari arah depan saya sudah ada beberapa
pengendara motor yang mulai ambil jalan pintas naik ke trotoar supaya bisa
nyeruduk ke depan alias tidak mau sabar antri. Spontan kedua ibu itu langsung
teriak protes, “Hey! Kok lewat trotoar sih! Ngawur kalian!” Saya yang
mendengarnya sambil lalu hanya bisa tersenyum dan berkata dalam hati, “Yes!
Marahin aja tuh Bu…” hehehe…
Kejadian
‘berebut trotoar’ dengan para pengendara motor ini bukan hanya terjadi sekali
dua kali, tapi sudah sering...dan saya sudah geregetan untuk ngerjain mereka
dengan membuka payung mendadak di depan mereka supaya mereka kaget dan ngerem
mendadak. Atau menyiramkan air secara mendadak juga di muka mereka. Ups…jahat
ya hehehe… Lha bagaimana donk, gemes nih pengen kasih mereka pelajaran untuk
sabar antri di jalan, tertib berlalu lintas dan tidak menyerobot hak pejalan
kaki. Rasanya pengen banget teriak ke mereka, “Hey! Jatah kalian itu tuh di
jalan, bukan di trotoar! Kalau macet ya sabar atuh, semua juga kena macet kan dan Pak Jokowi masih bekerja untuk mengurai kemacetan
Jakarta ini!”
*eh kok bawa – bawa nama Pak Jokowi hahaha…*
Nah,
kalau sudah melewati trotoar depan Plaza Central dan menuju ke arah Sampoerna Strategic Square
mulai enak tuh karena saya bisa menjadi ratu sesaat yang ‘menguasai’ trotoar
yang lebaaaarr dan nyaman itu hihihi… Serasa di Singapura lho *meskipun saya
belum pernah berjalan kaki di trotoar Singapura, tapi sudah sering lihat di TV*
Dan trotoar yang mengelilingi gedung SSS itu sering saya banggakan kalau lagi
ngobrol dengan teman – teman. Di trotoar itu saya bisa berjalan dengan
kecepatan yang lumayan tinggi sehingga berkeringat dan bikin badan ini lebih
segar karena dibikin bergerak ^__^
Memang…berjalan
kaki di trotoar – trotoar Jakarta tidaklah
senyaman dan seaman kalau kita berjalan di trotoar kota
– kota besar di
luar negeri yang sudah terkenal lebih bersahabat dengan para pejalan kaki.
Kemacetan, polusi, dan perilaku yang tidak displin dari pengendara sepeda motor
bukanlah hal yang mudah untuk diatasi. Namun seperti Pak Basuki bilang bahwa
mengatasi kemacetan Jakarta adalah dengan ‘memindahkan’ para pengguna kendaraan
pribadi ke transportasi umum dan itu butuh proses, saya tetap akan tetap
menikmati trotoar – trotoar di Jakarta yang bisa dilewati dengan kedua kaki
saya, sambil menikmati kejadian – kejadian atau orang – orang yang saya temui
selama berjalan kaki. ^__^
(Gambar - gambar diambil dari Google)
No comments:
Post a Comment