Who are they?
Well, they are 2 lovely boys of my friend Ayu Khamallia Shalimar and her husband :) Here are their pictures, aren't they handsome?
Since I was a young kid, my parents already had cats and then later on we changed to have dogs as our pet at home. We had not a pure bred dogs but we enjoyed the happy and sad moments with our dogs. Last month when I showed the pictures and videos of Tintin and Allegro to my dad, he was so happy and in the same time I can see his face showing expression that he really wants to have a dog again but unfortunately the situation for us right now is not possible to have it yet.
Since when I like big dogs while we had only small dogs in the size of pomeranian or pekingese? Well, since me and Ayu are friends in Facebook and then she started to post cute pictures of Tintin boy, hahaha :D Ayu was my friend at senior high school and university too but we were not knowing each other at that time. It's such a funny thing to remember that I can know Ayu through her golden retriever and until now I have been in love with this dog :) What about Allegro the husky? Well, he's such a stubborn yet spoiled wolf that also I love, but not as big as my love to Tintin boy, hahaha :D
A quote says "a picture is worth a thousand words" so my words won't be enough in telling you how cute and adorable these two are :) You can go to instagram @ayu_khamallia and mine @yuliagunawan to enjoy more pictures of Tintin and Allegro. Have a wonderful day!
Julia Yulia
Blessed to be a Blessing
Beautiful Flower
Monday, September 22, 2014
Friday, August 23, 2013
Notebook baru untuk pekerjaan
Yuhuuu…notebook baru nih sudah
datang kemarin Senin dan baru sekarang (Selasa 20 Agustus 2013) resmi digunakan
^__^ Keypad-nya empuuuk dan enak untuk ngetik euy! Layar-nya besar dan
bentuknya juga slim. Keren juga nih notebook, seharusnya bikin kerja ku lebih
semangat ya hayooo hehehe…
Yang bikin kaget pas buka
notebook baru adalah pada waktu buka browser firefox-nya dan…taaraaa...kok
Google-nya dalam bahasa Thailand yang kayak bakmi keriting begini ya?
Hahaha…langsung deh telepon ke orang IT di kantor pusat untuk minta tolong
dibenerin. Dan berhubung di notebook ini sudah di-install team viewer, jadi
beliau yang di sono bisa memantau notebook-ku dan mengerjakan dari sono.
Maksudnya bagaimana? Ya begitulah, tanya orang IT aja deh ntar dijelaskan
dengan bahasa yang nyambung ; maklumlah, saya mengerti tapi kurang lihai
menjelaskan hehehe...
Berkat team viewer itu, saya
terbantu untuk urusan Google itu dan juga urusan Ms Outlook yang sebelumnya
sudah saya coba sendiri tapi belum berhasil. Sekarang Ms Outlook-nya sedang
menarik data email dari inbox di webmail yang selama ini saya pakai di notebook
senior (Fujitsu). Banyaknyaaaaa…sabar ya sabar.
Sudah selesai? Eits, belum donk.
Data – data ku masih ada di notebook yang lama (yang error LCD-nya) dan nanti
mau minta tolong teman untuk memindahkannya ke notebook ini. Semoga urusan
notebook ini bisa selesai segera dalam minggu ini.
Hari Rabu 21 Agustus notebook
lama yang error dan notebook yang baru sudah diambil oleh teman yang ahli dalam
hal ini dan keesokan hari nya sudah beres. Thank youuu for your great help,
bro! ^__^ Asiiik, sudah resmi donk pakai notebook baru nya, Yul? Not yet!
Hahaha.. masih ada urusan printer nih, harus dipastikan dulu bisa nge-print
karena urusan kerjaan banyak nge-print nya juga nih.
Dan.. Jumat 23 Agustus adalah
hari resmi notebook baru ini digunakan. Dengan segala hormat, mohon gunakan
notebook dengan baik, benar, hati-hati, dan penuh perhatian untuk jangka
panjang. *kok jadi serius gini sih hehehe..* Okelah kalau begitu, semangat ya!
^__^
Friday, June 14, 2013
Eehh ketemu lagiiii ^__^
Si
cowok bermuka oriental ini sudah beberapa kali aku temui di jembatan busway
dari arah yang berlawanan pada saat berangkat kerja.
Di
suatu waktu dia berjalan dengan menggeret semacam kantong belanjaan beroda yang
berisi penuh sayur dan sepertinya dia baru saja pulang dari pasar. Lain waktu,
aku juga melihat kantong belanjanya juga ada beberapa sayuran meskipun tidak
sepenuh biasanya. Hmm…jadi penasaran deh, dia tinggal dimana ya? Sepertinya dia
adalah imigran dari China
yang bekerja di sekitar daerah Sudirman sini.
Muka
orientalnya mengingatkanku kepada orang – orang imigran dari China yang banyak beredar di gedung
tempat kantorku berada. Dan kemungkinan dia juga tinggal tidak jauh dari daerah
Karet karena dia rela berjalan kaki berbelanja ke pasar Benhil (tebakanku…karena
pasar yang dekat dengan jembatan bis Trans Jakarta Bendungan Hilir adalah pasar
tersebut) pulang pergi sambil membawa kantong belanjaan itu.
Dia
hanya satu dari bermacam – macam orang yang aku temui di pagi hari dalam
perjalanan dari kos menuju kantor. Kadang aku mengambil jalur kiri yang
melewati gedung Sampoerna
Strategic Square dan lain waktu aku menikmati
perjalanan ke kantor di jalur kanan yang mengharuskanku untuk menyeberang
jembatan bis Trans Jakarta halte Karet. Tetapi aku lebih suka berjalan melewati
trotoar gedung SSS yang lebar dan nyaman itu *sudah kuceritakan kan kenapa ^__^*
Ada juga perempuan muda
bermuka oriental juga yang sering kujumpai di pagi hari. Dia berpakaian lengkap
dengan blazer dan rok yang berwarna gelap dan membuat tubuh kurusnya semakin
terlihat kurus. Rambut lurus hampir sebahu dengan model yang biasa saja dan
muka berkacamata yang polos tanpa riasan membuatku menebak – nebak untuk
posisinya di kantor adalah staf akunting atau staf keuangan yang berkutat
dengan angka dan kertas. Dia juga berjalan berlawanan arah denganku dan kita berangkat
hampir di jam yang sama kadang – kadang *kalau aku tidak kesiangan hehehe…*
Apa
kamu enggak bosan melewati rute yang sama terus – menerus 5 hari dalam
seminggu, Yul? Kadang memang bosan tapi aku harus membangkitkan semangatku
sendiri untuk tetap melangkahkan kaki ini. Bisa juga aku mencoba rute keluar
dari tempat kos ke arah gedung SSS melewati jalan Bek Murad dan masuk ke gedung
WTC (seolah – olah aku adalah karyawan yang berkantor di situ), kemudian keluar
menuju ke halte Karet. Nah dari situ ada 2 pilihan seperti biasanya yaitu
melewati trotoar gedung SSS atau melewati jembatan halte bus Trans Jakarta
Karet.
Jika
melewati jembatan halte bus Trans Jakarta Karet, seperti di jembatan – jembatan
lainnya akan ditemui para penjual yang berjejer di kanan kiri jembatan
menggelar dagangan mereka. Untuk pagi hari kita bisa ada penjual molen bakar
(kayaknya ini enak nih, aku belum pernah beli sih…meskipun tadi pagi hampir
tergoda untuk membelinya hihihi), penjual jajanan, makanan, dan pisang untuk
camilan atau bisa juga untuk sarapan, juga penjual barang – barang miscellaneous
(hmm…sebutannya apa ya, untuk peniti, lem, obeng, senter, dan barang – barang kebutuhan
rumah tangga yang kecil – kecil yang tidak setiap saat kita butuhkan tapi
biasanya mendadak dibutuhkannya).
Sedangkan
kalau malam hari ada penjual payung (kadang pagi hari juga ada kalau cuacanya
mendung gerimis atau hujan), DVD bajakan, kaos kaki, baju atasan (blus) yang
murah meriah, bahkan pulsa dan kartu perdana juga ada. Dan yang selalu ada baik
pagi maupun malam hari adalah para pengemis yang kebanyakan adalah ibu dengan
anaknya yang masih bayi atau balita. Halte Karet ini ukurannya lebih besar
daripada halte Bendungan Hilir sehingga buat aku agak leluasa kalau mau
menyalip orang yang ada di depanku. Tapi tetap saja keberadaan para penjual ini
membuat mobilitas para pejalan kaki kurang leluasa.
Kadang
dari jembatan ini aku bisa menikmati jalan Sudirman yang penuh dengan mobil –
mobil di jalur cepat yang berjalan lambat alias sedang kena macet. Terutama di
malam hari jika cuacanya cerah, wah itu lampu – lampu dari mobil yang sedang
kena macet terlihat indah deh, dikombinasi dengan klakson bus, mobil, dan motor
yang bersahutan…hmm…tambah cinta deh dengan Jakarta hahahahahaha ^___^
Jadiii…kalau
ditanya lagi oleh teman atau saudara, “Yul, kamu kok betah sih di Jakarta yang macet dan
banjir dan sumpek begitu?” Jawabanku tetap sama, “Ya dibetah – betahin lah,
soalnya pekerjaannya masih di sini dan untuk urusan banjir dan macet aku jarang
sekali mengalaminya…so masih bisa ditoleransi lah hehehe…” Lagian, ini kan Pak
Gubernur dan Pak Wagub nya kan sudah lebih baik, jadi we’ll see untuk Jakarta
yang lebih baik di masa depan dan aku ingin menikmatinya kalau masih ada
kesempatan *wink* The Best Is Yet Ahead! Semangaaattt ya!
*gambar koleksi pribadi*
Wednesday, June 12, 2013
Menikmati Jakarta dengan berjalan kaki
Well…belum
bisa menikmati dengan sepenuh hati sih, terutama kalau harus ‘bertempur’ dengan
para pengendara motor yang seenaknya naik ke trotoar karena trotoarnya lumayan
pendek. Hal ini bisa terjadi di saat jam pulang kantor sekitar pukul 6 sore ke
atas dan bisa memancing emosi kalau pada saat itu cuacanya gerimis yang agak
besar rintik hujannya. Kenapa? Karena para pengendara motor pada umumnya malas
berhenti untuk menggunakan jas hujan dulu atau mereka tidak membawa jas hujan
berhubung asumsinya ini sudah musim kemarau dan jarang hujan.
Ada kejadian yang lucu
mengenai hal tersebut beberapa hari lalu. Saya sedang berjalan kaki seperti
biasa pulang dari kantor menuju kos di daerah Karet melewati jembatan bis Trans
Jakarta Bendungan Hilir ke arah gedung Sampoerna Strategic Square. Turun dari
jembatan, melewati kerumunan orang yang berteduh di ujung jembatan, para
penjual batagor, minuman, dvd, dan orang – orang yang sedang menunggu bis, saya
berjalan ke arah gedung Plaza Central yang trotoarnya lumayan pendek.
Dalam
keadaan cuaca hujan gerimis yang lumayan besar rintiknya, keadaan jalan raya di
jalur lambat tersebut sudah penuh kendaraan mobil, bis besar, kopaja, dan
motor. Di trotoar yang terletak di depan gedung Plaza
Central ada dua orang ibu – ibu yang sepertinya sedang menunggu bis. Nah, pada
saat saya lewat di depan mereka, dari arah depan saya sudah ada beberapa
pengendara motor yang mulai ambil jalan pintas naik ke trotoar supaya bisa
nyeruduk ke depan alias tidak mau sabar antri. Spontan kedua ibu itu langsung
teriak protes, “Hey! Kok lewat trotoar sih! Ngawur kalian!” Saya yang
mendengarnya sambil lalu hanya bisa tersenyum dan berkata dalam hati, “Yes!
Marahin aja tuh Bu…” hehehe…
Kejadian
‘berebut trotoar’ dengan para pengendara motor ini bukan hanya terjadi sekali
dua kali, tapi sudah sering...dan saya sudah geregetan untuk ngerjain mereka
dengan membuka payung mendadak di depan mereka supaya mereka kaget dan ngerem
mendadak. Atau menyiramkan air secara mendadak juga di muka mereka. Ups…jahat
ya hehehe… Lha bagaimana donk, gemes nih pengen kasih mereka pelajaran untuk
sabar antri di jalan, tertib berlalu lintas dan tidak menyerobot hak pejalan
kaki. Rasanya pengen banget teriak ke mereka, “Hey! Jatah kalian itu tuh di
jalan, bukan di trotoar! Kalau macet ya sabar atuh, semua juga kena macet kan dan Pak Jokowi masih bekerja untuk mengurai kemacetan
Jakarta ini!”
*eh kok bawa – bawa nama Pak Jokowi hahaha…*
Nah,
kalau sudah melewati trotoar depan Plaza Central dan menuju ke arah Sampoerna Strategic Square
mulai enak tuh karena saya bisa menjadi ratu sesaat yang ‘menguasai’ trotoar
yang lebaaaarr dan nyaman itu hihihi… Serasa di Singapura lho *meskipun saya
belum pernah berjalan kaki di trotoar Singapura, tapi sudah sering lihat di TV*
Dan trotoar yang mengelilingi gedung SSS itu sering saya banggakan kalau lagi
ngobrol dengan teman – teman. Di trotoar itu saya bisa berjalan dengan
kecepatan yang lumayan tinggi sehingga berkeringat dan bikin badan ini lebih
segar karena dibikin bergerak ^__^
Memang…berjalan
kaki di trotoar – trotoar Jakarta tidaklah
senyaman dan seaman kalau kita berjalan di trotoar kota
– kota besar di
luar negeri yang sudah terkenal lebih bersahabat dengan para pejalan kaki.
Kemacetan, polusi, dan perilaku yang tidak displin dari pengendara sepeda motor
bukanlah hal yang mudah untuk diatasi. Namun seperti Pak Basuki bilang bahwa
mengatasi kemacetan Jakarta adalah dengan ‘memindahkan’ para pengguna kendaraan
pribadi ke transportasi umum dan itu butuh proses, saya tetap akan tetap
menikmati trotoar – trotoar di Jakarta yang bisa dilewati dengan kedua kaki
saya, sambil menikmati kejadian – kejadian atau orang – orang yang saya temui
selama berjalan kaki. ^__^
(Gambar - gambar diambil dari Google)
Thursday, October 25, 2012
Woooiii Auntieee… Anda membawa tas saya!
It
was truly a shocking surprise beneran deeeh! My first experience flying with
Air Asia to go abroad and I (almost) lost my bag! Huuuuuaaaaa won’t forget this
silly yet funny experience! Unforgettable! Hahahahahaha :D
So
let us begin the story ^__^
Setelah
mengiyakan ajakan Sinta untuk pergi berdua aja ke Penang,
mulailah perburuan tiket dan motel/hostel dimulai. Pada awalnya kami booking
tiket ke Penang dengan rincian berangkat nya
Jumat pagi – pagi dan pulang nya Senin pagi supaya masih ada waktu istirahat
sebelum masuk kerja di hari Selasa nya.
Dan
surpriiiiseee! Kira – kira 2 atau 3 minggu sebelum hari H nya, ada
pemberitahuan dari Air Asia bahwa flight kita berubah yang berangkat nya Jumat
pagi menjadi Jumat sore, dan yang pulang nya Senin pagi menjadi Senin malam.
Which also means bakal nyampe di Penang Jumat malam dan nyampe nya di Jakarta
Senin mendekati tengah malam.
Gubraks!!!
Kita berdua langsung blingsatan dan seketika panik karena rencana yang sudah
dibuat berantakan. Well, iya sih enggak totally messed up tapi lumayan bikin
pusing karena cuti yang sudah diajukan tidak bisa di revisi (mungkin bisa tapi
repot) dan mikir jam nya itu yang enggak enak sama sekali deh *sebel to the
max!!!*
Bisa
dibayangin kan nyampe Penang malam sekitar jam 8 atau 9 dan yang paling enggak
enak nya juga nyampe di Jakarta nya yang Senin midnight. Mana jatah cuti yang
hari Jumat jadi terbuang juga karena flight baru berangkat jam 6 sore.
Hadeeeuuuhhh...resiko naik low cost airlines ya begini ini lah makcik, awak
dilarang protes lah ya…hihihi :D
Setelah
dipertimbangkan, akhirnya kita menerima kondisi tersebut dan berharap semua nya
lancar – lancar saja. Tibalah saat yang dinantikan dan taaarrraaa tas saya
rusak, saudara – saudara! Hahaha! Hari Kamis malam nya pada waktu saya menyusun
barang bawaan, eeehhh kok risleting tas backpack ku copot *tolooooong!!* Lemes
dah pas itu…ini begimane ye kok bisa begini. Tapi berkat kejadian perubahan jam
pesawat jadi besok Jumat nya aku bisa pergi ke mall Ambassador sebentar untuk
beli tas backpack yang baru hehehe… Coba kalau pesawat nya tetap Jumat pagi jam
5.30 dan malam itu di posisi jam 9 saya sedang meratapi tas backpack yang rusak;
alamat gagal terbang deh karena bagasi yang dipesan untuk berangkat kan no
baggage alias cuman bagasi kabin dan saya tak ada tas lain lagi. Ckckck…beneran
deh bikin deg – deg an aja nih urusan tas doang.
Dan
hari Jumat pagi itu cepat – cepat aku ke mall Ambassador nungguin toko Bagcity
buka, milih tas punggung, pulang kos, maksi, beresin barang – barang dan ke DW
8 klinik gigi di Dharmawangsa Square. Lhooo…kok malah ke sono? Hehehe… Iya,
janjian bersihin gigi sama dokter Dede karena ternyata terakhir scaling itu
bulan Februari dan ini mumpung ada waktu sekalian saja (memanfaatkan cuti hari
Jumat yang tersedia gara – gara perubahan jadwal pesawat).
Karena
siang itu posisi ku ada di Dharmawangsa, so berangkat ke bandara nya pun naik
bis Damri dari Blok M dan aku belum pernah naik bis Damri dari Blok M sebelum
nya (selama ini selalu naik dari Gambir). Another sport jantung dimulai karena
perjalanan dari Blok M ke bandara lumayan tersendat di siang menjelang sore itu
tapi finally puji Tuhan lancar dan berhasil tiba di terminal 3 dengan selamat
dan tidak terlambat ^__^
Senam
jantung nya selesai belum? Belooooommm!!! Hahahahaha!!!
Berhubung
saya belum bisa membikin auto reply email untuk notification kalau yang
bersangkutan sedang cuti, itu email – email kantor tetap aja masuk dan ada satu
email yang bikin saya harus melakukan sambungan telp ke kantor pusat mengurus
pekerjaan di sela – sela kepanikan untuk mencari Sinta yang sudah tiba duluan
dan melakukan check in plus boarding.
Pyuuufffhhh…
akhirnya setelah urusan pekerjaan dan check in selesai, bisa duduk di dekat
gate 6 untuk menunggu boarding. Meskipun di tiket tertulis jam 18.15 tapi
ternyata pesawat baru take off sekitar pukul 18.30 karena menunggu giliran
terbang dan ada pesawat yang hendak mendarat juga. Karena posisi ku duduk di
dekat jendela, jadilah diriku sangat menikmati pemandangan lampu di sayap
pesawat, bagaimana pesawat berputar untuk mencari posisi yang ditentukan
sebelum terbang, dan melihat ada 2 atau 3 pesawat yang mendarat *kereeeeen! I
saw Qantas and that made me want to go to Australia to visit my friend Lanny
:D
Sebetulnya
saya duduk di dekat gang tapi berhubung kondisi pada saat itu yang agak ribet
ribut plus ramai, saya tahu – tahu sudah terduduk di kursi yang posisi nya dekat
jendela dengan 2 orang Ai (auntie) yang di sebelah saya hehehe… Penumpang
pesawat Air Asia QZ 7664 pada saat itu penuh dan ada bermacam – macam orang:
ada bule, orang Indonesia, dan orang Indonesia keturunan Chinese termasuk 2
orang auntie yang di sebelah saya dengan beragam usia (termasuk anak – anak).
Mereka berdua sepertinya ada teman 1 lagi yang duduk nya terpisah karena saya
sempat melihat auntie yang lain datang menghampiri 2 auntie di sebelah saya. Saya
menebak mereka berasal dari Medan atau kota yang menggunakan bahasa Mandarin daerah setempat
karena pada saat bicara dengan teman nya tersebut saya tidak mengerti bahasa
yang digunakan (campur aduk antara bahasa Mandarin dialek daerah dengan bahasa Indonesia).
Kedua auntie tersebut pun sepanjang perjalanan juga hanya diam saja, membuka
snack yang dibawa, menawarkan permen ke saya, dan tidur tentu saja ^__^
Akhirnya saat ada pengumuman bahwa pesawat
akan mendarat di Penang, I said to myself: “This is it! Get ready for the
surprises, girl!” Eeehhh beneran ada surprise yang bener – bener tidak
diharapkan, yang bikin panik, bikin geli dan ketawa terus kalau teringat hahaha
:D Berhubung duduk di paling pinggir dekat jendela, so saya menunggu kedua Ai
itu untuk mengambil tas di kabin atas dan keluar duluan, juga penumpang –
penumpang yang lain. Nah saat beliau berdua mulai jalan keluar dari kursi dan
berjalan menuju pintu dengan penumpang lain nya, saya mulai meraba – raba kabin
atas untuk mencari tas saya. Lho, kok gak ada ya? Terpaksa naik kursi deh berhubung
kaki saya pendek (hehehe…maaf ya) dan taaarrraaaaa I could not find my bag! Oh
nooooooooo!!!
Rasa
nya pas itu pengen teriak dan pengsan deh (pengsan itu bhs lebay dari pingsan
hihihi) *can not forget the picture of empty cabin that I captured with my eyes
which only containing 1 black bag that is not mine* Dalam hati bilang,
“Goodness!!! Tuhaaan toloooong doooonk!!! Huuaaaaa gimana niiih!!! This is my
first backpacking trip and I already lost my bag? Mosok gua musti beli baju dan
segala macem nya di Penang? Ini kan udah malem banget,
toko – toko dah pada tutup niihhih. Not funny at all dueh!” *pasang muka tetap
tenang tapi dalam hati heboh super panik*
Dengan
hati jantungan lagi, aku ambil lah itu tas hitam dan turun lewat pintu belakang
karena melihat ada mas pramugara dan mbak pramugari karena mau tanya bagaimana
ini jalan keluar nya. Sambil mengangkat tas hitam yang ada di tangan ku aku
bilang begini, “Mba, ini bukan tas saya dan ada yang ambil tas saya deh, jadi
ketukar. Gimana ya?” Mba dan mas nya menyarankan saya ke bagian lost and found
bandara Penang supaya bisa lapor tentang
kehilangan bagasi ini. Sambil menenangkan diri, aku turun dan melihat Sinta
sudah di bawah sedang menunggu ku.
“Sinta,
aku gak bisa nemuin tas ku dan ini tas nya siapa gak tau deh, trus pramugari
nya minta aku ke bagian lost and found untuk klaim bagasi”, kata ku ke Sinta
sambil nunjukin tas hitam yang aku bawa dari atas. Trus Sinta bilang, “Seperti
nya tadi ada tante – tante yang lagi nyariin tas nya, jangan – jangan ini yang
kamu bawa ya.” Setelah Sinta bilang begitu, puji Tuhan ternyata gak jauh dari
situ ada tante (teman nya 2 Ai yang duduk di sebelah ku) mendekati kami dan
menunjuk tas yang aku bawa sambil bilang, “Dek, ini tas nya teman tante” dan
aku langsung bilang, “Ooohh berarti teman nya tante bawa tas saya ya? Sekarang
dimana ya tas saya?”
Gak
tau gimana, kejadian nya cepat sekali dan tiba – tiba pada saat saya akan
kembali ke atas pesawat eeehhh…di tangga pesawat pintu depan saya melihat pilot
pesawat nya turun sambil membawa tas saya :D hahahahahahaaa!! Wooowwww tas ku
ketemuuuuu dalam hati saya bilang begitu… hahahahaha! Langsung saja saya lari
dan menyambut dengan bahagia tas tercinta hihihi :D :D Saking bahagia nya, saya
hanya sempat mengucapkan terima kasih ke pilot nya dan tidak menanyakan siapa
nama beliau karena langsung lari ke arah Sinta dan tante nya hehehe… Terima
kasih untuk pertolongan Mu, Tuhan, ini sungguh pengalaman yang luar biasa
hehehe… Ternyata tante nya bilang kalau 2 orang teman nya itu belum pernah naik
pesawat dan minta maaf karena sudah salah mengambil tas.
So,
begitulah cerita nya :D sungguh pengalaman yang lucu, mendebarkan, bikin sport
jantung, dan just amazing hehehe… Big thanks to my Jesus for His help and favor
from the pilot too! ^__^ Looking forward for the next holiday then! hahaha :D
(pics taken from Google and Pinterest)
Thursday, October 11, 2012
Thank you to the faithful and dedicated courier/messenger men (and woman)
I
write this note special for the men and 1 woman that I see around my office
whose job is delivering the letters or packages to around building of BRI 1,
BRI 2, and Wisma GKBI at Jendral Sudirman Jakarta.
Why
I wrote the ‘men’ in plural while the ‘woman’ in single? That is just the fact
^__^ During my 3 years and 2 months working period at this building, I have
seen some familiar faces of men and 1 woman whose work are delivering letters
or packages to my office and they are from different courier service/company. Few
of them are still met by me regularly every month and others are just
occasionally when there is letter to be delivered to me or office.
Yes
for a fact that most of the courier persons or messengers are men and I was
quite surprised when one day this petite woman came to my office to deliver
letter. This morning (October 3rd 2012) when I saw this woman again
walked heading to office with me. She walked fast (and even faster than me
hehehe…) and very excited! And don’t know why when I saw her I feel so
encouraged to be so excited too! ^__^ Perhaps because it’s kind of rare
condition for a woman to work as the courier and I really appreciate her effort
to make living in this tough city. Seeing her body behavior that showing she
can work fast and in quick response, no wonder she’s chosen to be the courier
and I wish her the best in her work also.
Personally
I honor the work of these courier/messenger men because bringing lots documents
and/or packages with motorcycle then continued by walking from one floor to
another or one place to another, face the ‘awesome’ traffic jammed in the whole
day from morning to late afternoon sometimes; it’s not an easy job at all.
One
time I heard from a courier man that sometimes for some letters they have the
target from the company. I forgot the amount of letters that he has to deliver
in one day but I remember he said that if he didn’t fulfill the target then he
could not get the commission.
Hopefully
in the next couple or few years ahead, the traffic at Jakarta will be better
and so these people will be helped a lot in delivering the letters or packages
(doing their works) because we still need them although some letters can be
sent by email but packages can’t be sent by email right? ^__^
(pictures taken from Google)
Friday, October 5, 2012
Give thanks in any circumstances
Dari milis yang saya ikuti.
Apa kamu tahu mengapa kaca depan sebuah mobil begitu besar dan kaca spion
begitu kecil? Karena MASA LALU kita tidak sepenting MASA DEPAN kita. Lihat
ke Depan dan bergerak Maju.
Persahabatan itu seperti sebuah BUKU. Hanya perlu beberapa detik untuk
membakarnya, namun perlu bertahun-tahun untuk menulisnya.
Segala hal dalam hidup ini adalah sementara. Bila berjalan dengan lancar,
nikmatilah, semua itu tidak akan bertahan selamanya. Bila berjalan tidak benar,
jangan kuatir, semua itu tidak bertahan selamanya juga.
Teman Lama adalah Emas. Teman Baru adalah Berlian. Jika kamu mendapatkan
sebuah berlian, jangan lupakan emas. Karena untuk dapat meletakkan sebuah
Berlian, kamu selalu memerlukan dudukannya yang terbuat dari Emas.
Seringkali ketika kita kehilangan harapan dan berpikir bahwa inilah akhir
dari semuanya, TUHAN tersenyum dari atas sana
dan berkata, "Santailah, ini hanyalah sebuah belokan, bukan jalan buntu!
Ketika TUHAN menyelesaikan masalah-masalahmu, kamu memiliki keyakinan atas
kemampuanNYA; Ketika TUHAN tidak menyelesaikan masalah-masalahmu, DIA memiliki
keyakinan atas kemampuanmu.
Ketika kamu berdoa untuk orang lain, TUHAN mendengarkanmu dan memberkati
mereka. Dan, kadangkala, ketika kamu aman dan bahagia, ingatlah bahwa seseorang
telah berdoa untukmu.
KEKUATIRAN tidak akan menghilangkan KESULITAN di hari esok, namun
menghilangkan KEDAMAIAN hari ini.
(pictures taken from pinterest and bbm)
Subscribe to:
Posts (Atom)